Pasca panen adalah proses setelah masa panen yang memproses ceri kopi menjadi green bean, yang kadang disebut biji kopi mentah yang belum di roasting (sangrai). Berikut ini adalah 5 Metode Pasca panen yg lazim di Indonesia.

1. Fullwash
Biji kopi dengan proses fullwash memiliki proses pencucian yang cukup panjang, mula-mula buah kopi yang telah dipetik dimasukkan ke dalam bak berisi air untuk memisahkan buah kopi yang sudah matang dan belum matang. Buah kopi yang sudah matang akan tenggelam dan yang belum matang akan mengapung. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan biji kopi dari buahnya, proses ini biasanya dilakukan dengan bantuan mesin. Namun setelah memisahkan biji kopi dari buahnya, masih ada buah kopi yang merekat di biji kopi, sehingga perlu dilanjutkan dengan proses fermentasi. Proses fermentasi sendiri yaitu bagian dari cara kerja pengolahan kopi yang memerlukan penanganan secara hati-hati agar tidak mengganggu hasil akhir dari kopi. Setelah proses fermentasi, dilanjutan dengan proses pencucian biji kopi dengan air agar buah menjadi lunak dan gampang terpisah dari biji kopi secara total.

2. Semiwash
Semiwash memiliki proses yang lebih sederhana daripada proses fullwash. Saat menjadi biji kopi mentah (green bean) mungkin sekilas tidak terlihat perbedaan antara keduanya, tetapi untuk rasa, biji kopi yang diproses dengan proses semi wash akan menghasilkan rasa yang lebih kuat meskiun secara fisik memiliki tampilan biji kopi yang mirip dengan proses full wash. Biasanya biji kopi dengan proses semi wash disajikan untuk espresso.

Di Indonesia proses semi wash lebih dikenal dengan giling basah, meskipun pada pelaksanaannya justru tidak mengaplikasikan terlalu banyak air. Buah kopi akan dipisahkan dengan biji kopi dengan menggunakan mesin dan lendir buah kopi yang masih melekat pada biji kopi akan disimpan beberapa waktu sebelum masuk ke dalam tahap pengeringan, dan akan dibersihkan dengan air. Dalam tahap ini, perbedaan penggunaan air dari proses full wash dan semi wash sangat nampak. proses full wash atau semi wash, lazimnya tergantung dari permintaan pasar maupun inisiatif dari petani kopi yang menanamnya. Namun secara garis besar dapat disimpulkan bahwa proses semi wash lebih sederhana daripada proses full wash yang membutuhkan perhatian khusus dan memiliki waktu pengerjaan yang sedikit lebih lama.

3. Honey
Proses ini agak mirip dengan pulped alami dan lazimnya digunakan di banyak negara-negara Amerika Tengah seperti Costa Rica dan El Salvador. Ini proses ini juga semakin populer di Indonesia. Pada honey process, ceri kopi akan dikupas dengan mesin mekanis, tetapi cara ini menerapkan lebih sedikit air bila diperbandingkan pulped alami process. Mesin depulper akan dipegang untuk menentukan seberapa banyak daging buah yang mau konsisten ditinggalkan menempel dengan biji sebelum dijemur. Kulit daging yang tersisa ini dalam Bahasa Spanyol diartikan dengan miel yang berarti madu (honey). Singkatnya, pada honey process ada sedikit lendir—atau mucilage dalam istilah Bahasa Inggris—yang nampak lengket pada biji kopi. Dari sinilah pelaksanaan ini kemudian dinamakan honey process

4. Natural
Proses natural ini juga diketahui dengan dry process. Pengerjaan ini termasuk teknik paling tua yang ada dalam sejarah cara kerja pengolahan kopi. Setelah dipanen, ceri kopi akan ditebarkan di atas permukaan alas-alas plastik dan dijemur di bawah sinar matahari. Beberapa produsen kopi kadang menjemurnya di selasar bata atau di meja-meja pengering khusus yang memiliki airflow (pengalir udara) di komponen bawah. Dikala dijemur di bawah sang surya, biji-biji kopi ini semestinya dibolak-balik secara terprogram agar biji kopi mengering secara merata, dan untuk menghindari jamur/pembusukan.

Pada pelaksanaan natural, buah kopi yang dikeringkan masih dalam berbentuk buah/ceri, lengkap dengan segala lapisan-lapisannya. Prosesnya yang alami dan alami ini akan membikin ceri terfermentasi secara alami pula sebab kulit luar ceri akan terkelupas dengan sendirinya.

Profil rasa lazimnya: Cara alami ini dianggap kapabel memberi notes ala buah-buahan pada kopi, dengan hints lazim seperti blueberry, strawberry atau buah-buahan tropis. Kopi malah cenderung mempunyai keasaman (acidity) rendah, rasa-rasa yang eksotis dan body yang lebih banyak.

5. Wine
Sebetulnya proses wine adalah proses natural yang berlebihan fermentasinya, akan tetapi, proses ini cukup diminati di Indonesia, belum begitu banyak para prosesor yang melakukan proses ini, pertama kali di dipopulerkan di Aceh dengan Kopi Gayo Wine, namun saat ini sudah cukup banyak ditemukan di pulau Jawa, seperti Puntang Wine dari Jawa Barat.

3 thoughts on “Mengenal 5 Pasca Panen Kopi di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *